Tuesday, November 3, 2015

Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-87




Sesuai dengan surat edaran Dinas Pendidikan Republik Indonesia Nomor 93/SE/2015, pada tanggal 28 Oktober 2015 SMP Negeri 1 Slawi telah melaksanakan Upacara Peringatah Hari Sumpah Pemuda ke-87.

Hari Sumpah Pemuda Tahun 2015 ini mengangkat tema Revolusi Mental Untuk Kebangkitan Pemuda Menuju Aksi "Satu Untuk Bumi". Dalam sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, yang dibacakan oleh Kepala SMP Negeri 1 Slawi, Bapak Drs. Alfatah, M.Pd, beliau menyampaikan tentang permasalahan-permasalahan dalam negeri yang bermunculan sekarang ini.



Permasalahan yang pertama adalah tentang fenomena perkembangan teknologi yang begitu pesat. Dewasa ini teknologi telah merubah pola relasi kemasyarakatan bangsa. Melalui kecepatannya dalam menyampaikan informasi, memungkingkinkan bagi pemuda Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan skill mereka.

Seperti pisau bermata dua, perkembangan teknologi juga menimbulkan beberapa dampak negatif bagi pemuda Indonesia. Di antaranya adalah pornografi, narkoba, pergaulan bebas, radikalisme hingga terorisme. Bahkan dari beberapa kasus kekerasan dan pembunuhan yang terjadi, bermula dari interaksi di sosial media.

Bahkan sosial media kini menjadi tempat favorit bagi para pemuda untuk berkumpul. Dalam sosial media terjadi interaksi lintas negara, lintas budaya dan lintas agama. Interaksi mereka real time 24 jam. Sehingga sulit bagi guru, orang tua, bahkan negara untuk mengontrolnya.

Di sinilah muncul gagasan revolusi mental yang diharapkan mampu memperkuat tekad para pemuda dalam memerangi dampak negatif dari perkembangan teknologi.

Selain permasalahan tentang arus globalisasi, muncul pula permasalahan-permasalahan lain dalam negeri ini. Di antaranya adalah permasalahan tentang sumber daya alam. Indonesia merupakan negara tropis yang menopang kestabilan iklim dunia melalui pasokan oksigen yang dihasilkan oleh alamnya. Namun pada kenyataan saat ini Indonesia justru menjadi negara yang penyumbang polusi terbanyak. Kemarau panjang telah membakar sebagian besar hutan Indonesia. 

Sebagai umat beragama, kita tahu, bahwa dalam agama pun kita diajarkan untuk mencintai dan menjaga bumi dan isinya. Maka sudah semestinya, kita, khususnya para pemuda Indonesia memiliki kesadaran dan mau ikut serta dalam usaha untuk menjaga kestabilan alam di negeri ini.

Selain menjadi negara yang menopang keadaan iklim dunia, Indonesia juga menjadi negara dengan demografi di mana penduduk usia produktif sangat tinggi, usia muda makin kecil dan usia tua belum banyak. Hal ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempersiapkan strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). 

Melalui revolusi mental, masyrakat Indonesia, khususnya para pemuda, diajak untuk memiliki semangat juang yang tinggi. Sudah semestinya, bagi para pemuda untuk dapat merendahkan ego pribadi maupun ego golongan demi menjunjung kepentingan negara, seperti bagaimana para pemuda terdahulu.

"Tatkala waktuku habis tanpa pengetahuan dan karya, lantas apa makna umurku ini?"

Satu kutipan dari K.H. Wahid Hasyim, seorang Pahlawan Nasional yang telat ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Dengan semangat sumpah pemuda, maka sudah menjadi kewajiban bagi para pemuda, generasi penerus Bangsa untuk ikut andil dalam kemajuan Indonesia melalui karya, aspirasi dan kreativitasnya.

Foto : Kundiarto

0 comments:

Post a Comment