Friday, November 27, 2015

Peringatan HUT SMP Negeri 1 Slawi ke-57




Memperingati hari jadi SMP Negeri 1 Slawi yang ke-57, pada hari Selasa (24/11/2015), Panitia HUT SMP N 1 Slawi mengadakan beberapa lomba untuk menyemarakkan acara. Kegiatan Peringatan HUT SMP Negeri 1 Slawi dibuka dengan apel pagi dan pemotongan tumpeng oleh kepala sekolah, Bapak Drs. Alfatah, M.Pd.


Usai acara pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan acara lomba yang diikuti oleh seluruh siswa dan bapak ibu guru serta staf. Untuk cabang olahraga sendiri diadakan lomba voli antar kelas. Namun dalam pelaksanaannya, ada yang berbeda dalam lomba voli tersebut. Dengan dibentangkan kain penutup pada net, sehingga lawan tidak dapat melihat arah bola datang. Ide semacam itu menambah semarak suasana pertandingan. Sorak sorai pendukung masing-masing kelas membuat para pemain semakin bersemangat hingga acara selesai.


Sementara itu di teras ruang guru sisi timur para siswa dengan kreativitasnya menyajikan kreasi nasi tumpeng sebagai simbol rasa syukur atas eksistensi SMP Negeri 1 Slawi di usia yang ke-57. Dan di teras guru sisi barat ada perlombaan yang tidak kalah seru. Bapak ibu guru dan para staf sedang meracik beragam buah-buahan segar menjadi satu kreasi yang menarik. 







Rangkaian acara peringatan Hari Jadi SMP Negeri 1 Slawi yang ke-57 menjadi satu bentuk ungkapan rasa syukur atas segala pencapaian yang telah diraih selama ini. Semoga, dengan bertambahnya usia, SMP Negeri 1 Slawi mampu mencetak generasi penerus bangsa yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur, sebagaimana tercantum dalam visi SMP Negeri 1 Slawi.

Tuesday, November 17, 2015

Krenova - Pembuatan Kertas dari Tumbuhan Eceng Gondok



Seperti kita ketahui bersama, kertas merupakan salah satu kebutuhan primer bagi banyak kalangan. Khususnya di dunia pendidikan maupun dunia perkantoran. Bahkan hampir sebagian besar pedangan makanan pun memanfaatkan kertas sebagai alat pembungkus. Dan hal tersebut membuat tingkat konsumsi kertas semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut data statistik, konsumsi kertas di Indonesia mencapai 5,9 ton pada tahun 2006. Sementara konsumsi perkapita perharinya 1 kg. Dari konsumsi kertas yang jumlahnya sangat tinggi, maka tinggi pula jumlah produksi yang dilakukan guna memenuhi semua kebutuhan.

Kertas terbentuk dari pulp, yaitu bahan berupa serat tumbuhan yang diperoleh melalui proses penyisihan lingnin dari biomasa. Semakin banyak kebutuhan kertas di dunia, maka semakin tinggi pula jumlah pohon yang ditebang.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, dua siswi SMP Negeri 1 Slawi di bawah bimbingan Ibu Suci Nur Arrizqi, S.Pd, menciptakan sebuah karya inovasi kertas yang terbuat dari tumbuhan eceng gondok.

Eceng gondok sendiri merupakan tanaman yang sering menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Namun di sini da siswi SMP Negeri 1 Slawi melalui karyanya mencoba untuk menjadikan tanaman eceng gondong sebagai sesuatu yang bermanfaat.

Untuk memulai pembuatan kertas dari tumbuhan eceng gondok, pertama-tama ada alat dan bahan yang perlu disiapkan. Beberapa di antaranya adalah :

  1. Blender
  2. Pisau
  3. Screen sablon
  4. Papan kayu
  5. Kompor gas
  6. Panci
  7. Pengaduk
  8. Micrometer srcup
Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan adalah :
  1. Tumbuhan eceng gondok (sebagai bahan baku)
  2. Asam sitrat
  3. Soda
  4. Pewarna

Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :

  1. Pulping. Tumbuhan eceng gondok diiris kecil kemudian dihaluskan dengan blender sampai terbentuk seperti bubur
  2. Defiberasi. Proses penghilangan sifat fiber/serat dengan cara mencampurkan senyawa asam sitrat dan soda
  3. Rebus adonan untuk mendapatkan pulp yang lunak
  4. Setelah pulp dingin, tuangkan ke dalam cetakan (screen sablon). Ratakan dengan papan kayu untuk membuang kandungan air dan menipiskan keratas
  5. Setelah kering, kertas dari eceng gondok siap untuk diwarnai dengan pewarna tekstil
Itu adalah satu dari sekian banyak karya inovasi dari para siswa sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Karena itu pula salah satu misi yang dijunjung oleh sekolah Adiwiyata, yaitu untuk dapat berpartisipasi, turut serta dalam usaha pelestarian lingkungan.







Monday, November 16, 2015

Kunjungan MI Negeri Slarang Kidul - Calon Sekolah Adiwiyata

Sebagai salah satu sekolah Adiwiyata di Kabupaten Tegal, pada hari Sabtu (14/11/2015) SMP Negeri 1 Slawi mendapat kunjungan dari MI Negeri Slarang Kidul. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka studi banding guna persiapan menjadi sekolah Adiwiyata.



Dalam sambutan Kepala MI N Slarang Kidul, Ibu Dra. Alfiah, M.Pd. menyampaikan bahwa sekolah beliau memiliki potensi untuk menjadi sekolah Adiwiyata. Setelah mendapatkan berberapa undangan untuk melakukan studi banding di beberapa sekolah Adiwiyata di wilayah Kabupaten Tegal, beliau bersama Tim Adiwiyata Sekolah memutuskan untuk studi banding di SMP Negeri 1 Slawi sebagai calon sekolah Adiwiyata Mandiri.

MI N Slarang Kidul sebagai calon sekolah Adiwiyata yang telah direkomendasikan oleh Kementerian Agama Kabupaten Tegal telah mempersiapkan diri untuk memulai langkah sebagai sekolah Adiwiyata. Di antaranya adalah dengan pembentukan tim Adiwiyata sekolah. Dan melalui kegiatan studi banding ini, diharapkan antara SMP Negeri 1 Slawi dan MI Negeri Slarang Kidul dapat saling berbagi ilmu guna mempersiapkan diri sebagai sekolah Adiwiyata yang lebih baik.

Selain pemaparan materi tentang komponen sekolah Adiwiyata, tim Adiwiyata MI Negeri Slarang Kidul juga turun langsung untuk menyusuri lingkungan SMP Negeri 1 Slawi. Dan setelahnya acara ditutup dengan beramah tamah.

Tuesday, November 3, 2015

Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-87




Sesuai dengan surat edaran Dinas Pendidikan Republik Indonesia Nomor 93/SE/2015, pada tanggal 28 Oktober 2015 SMP Negeri 1 Slawi telah melaksanakan Upacara Peringatah Hari Sumpah Pemuda ke-87.

Hari Sumpah Pemuda Tahun 2015 ini mengangkat tema Revolusi Mental Untuk Kebangkitan Pemuda Menuju Aksi "Satu Untuk Bumi". Dalam sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, yang dibacakan oleh Kepala SMP Negeri 1 Slawi, Bapak Drs. Alfatah, M.Pd, beliau menyampaikan tentang permasalahan-permasalahan dalam negeri yang bermunculan sekarang ini.



Permasalahan yang pertama adalah tentang fenomena perkembangan teknologi yang begitu pesat. Dewasa ini teknologi telah merubah pola relasi kemasyarakatan bangsa. Melalui kecepatannya dalam menyampaikan informasi, memungkingkinkan bagi pemuda Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan skill mereka.

Seperti pisau bermata dua, perkembangan teknologi juga menimbulkan beberapa dampak negatif bagi pemuda Indonesia. Di antaranya adalah pornografi, narkoba, pergaulan bebas, radikalisme hingga terorisme. Bahkan dari beberapa kasus kekerasan dan pembunuhan yang terjadi, bermula dari interaksi di sosial media.

Bahkan sosial media kini menjadi tempat favorit bagi para pemuda untuk berkumpul. Dalam sosial media terjadi interaksi lintas negara, lintas budaya dan lintas agama. Interaksi mereka real time 24 jam. Sehingga sulit bagi guru, orang tua, bahkan negara untuk mengontrolnya.

Di sinilah muncul gagasan revolusi mental yang diharapkan mampu memperkuat tekad para pemuda dalam memerangi dampak negatif dari perkembangan teknologi.

Selain permasalahan tentang arus globalisasi, muncul pula permasalahan-permasalahan lain dalam negeri ini. Di antaranya adalah permasalahan tentang sumber daya alam. Indonesia merupakan negara tropis yang menopang kestabilan iklim dunia melalui pasokan oksigen yang dihasilkan oleh alamnya. Namun pada kenyataan saat ini Indonesia justru menjadi negara yang penyumbang polusi terbanyak. Kemarau panjang telah membakar sebagian besar hutan Indonesia. 

Sebagai umat beragama, kita tahu, bahwa dalam agama pun kita diajarkan untuk mencintai dan menjaga bumi dan isinya. Maka sudah semestinya, kita, khususnya para pemuda Indonesia memiliki kesadaran dan mau ikut serta dalam usaha untuk menjaga kestabilan alam di negeri ini.

Selain menjadi negara yang menopang keadaan iklim dunia, Indonesia juga menjadi negara dengan demografi di mana penduduk usia produktif sangat tinggi, usia muda makin kecil dan usia tua belum banyak. Hal ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempersiapkan strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). 

Melalui revolusi mental, masyrakat Indonesia, khususnya para pemuda, diajak untuk memiliki semangat juang yang tinggi. Sudah semestinya, bagi para pemuda untuk dapat merendahkan ego pribadi maupun ego golongan demi menjunjung kepentingan negara, seperti bagaimana para pemuda terdahulu.

"Tatkala waktuku habis tanpa pengetahuan dan karya, lantas apa makna umurku ini?"

Satu kutipan dari K.H. Wahid Hasyim, seorang Pahlawan Nasional yang telat ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Dengan semangat sumpah pemuda, maka sudah menjadi kewajiban bagi para pemuda, generasi penerus Bangsa untuk ikut andil dalam kemajuan Indonesia melalui karya, aspirasi dan kreativitasnya.

Foto : Kundiarto